Suasana pedagang sayur di Pasar Oesao
Metronewsntt.com, Oelamasi-Harga sayu.mayur di pasar tradisional di Kabupaten Kupang naik dua kali lipat harga normal sebelumnya.
Kenaikan sayur mayur seperti terlihat dipasar tradiaional Oesao Kelurahan Oesao Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.Naikan sayur mayur rata-rata sudah terjadi sejak dua minggu terakhir.Kenaikan ini biasanya terjadi jelang hari raya Natal dan Tahun Baru. Namun kenaikan kali juga dipengaruhi curah hujan yang terjadi dalam intens tinggi sehingga pasokan dari petani berkurang.
Diantara sayu mayur yang naik adalah sayur putiih, kol buah, bayam putih, kangkung, kol bunga Kenaikan juga terjadi pada kol bunga, mentimun dan periak.
Harga sayur putih yang sebelumnya 5 ikat Rp.5.000 kini naik menjadi 3 ikat Rp.5.000.Kol buah yang sebelumnya Rp. 5 perbuah naik menjadi Rp. 10.000 perbuah.
Harga bayam putih yang sebelumnya 5 ikat Rp. 5.000 kini naik menjadi 3 ikat Rp.5.000.Sayur kangkung yang sebelum Rp.5 sampai 6 ikat Rp. 5.000 kini naik menjadi 4 ikat Rp.5.000.
"Kenaikan ini dipicu oleh cuaca buruk, sehingga pasokan sayur dari petani menurun jauh sehingga mempengarçuhi melonjaknya harga sayur di pasar, seperti sayur putih kami ambil dari petani dengan harga 4 ikat Rp. 5.000 dan kami jual dengan harga 3 ikat Rp.5.000," kata Rosa salah satu pedagang sayur saat ditemui di pasar Oesao, Rabu (9/3).
Sedangkan untuk kol buah ditingkat petani belum masuk musim tanam, dan yang ada pun itu sisa kol buah waktu musim tanam sebelum musim hujan sehingga yang ada di pasar jumlahnya sedikit sehingga memicu terjadi kenaikan kol buah dipasar.
Terpisah salah satu petani sayur Karel mengatakan kondisi curah hujan yang tinggi membuat petani tidak berani menanam sayur putih.Jika ada pun itu harus rajin perawatan, sebab musim hujan yang terjadi dapat memicu sayur yang ditanam akan rusak.
"Jika hujan dengan intens yang tinggi dapat mengakibatkan sayur putih banyak yang rusak batang," ujarnya.
Sedangkan untuk Kol buah juga sama tidak ditanam dengan curah hujan denga intens tinggi maka akan membusuk." Selain itu, lahan yang dipakai untuk menanam sayur merupakan lahan sawah sehingga saat musim seperti ini petani beralih menanam padi.Sehingga mempengaruhi petani yang menanam sayur berkurang," katanya.
Dia menambahkan, ada lahan petani yang tidak diolah menjadi sawah namun lebih banyak lahan tersebut ditanami sayur mayur yang bisa tahan dengan kondisi musim hujan saat ini, seperti kacang panjang, labu, periak dan tanam lain yang daya tahan air hujan dengan tinggi.(mnt)